BOLSEL, Update24 – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), menggelar Pembelajaran Mendalam (PM) untuk para kepala sekolah (Kepsek) dan guru, dari berbagai jenjang.
Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung SPNF SKB Bolsel, kompleks perkantoran Panango, mulai Senin (4/8/2025) hingga Jumat (8/8/2025).
Kepala Disdikbud Bolsel, Rante Hattani SPd MSi menjelaskan, keberhasilan PM sangat bergantung pada pola pikir pendidik.
“Semuanya berawal dari pola pikir bertumbuh. Jika guru terbuka pada metode belajar baru, perubahan nyata bisa terjadi di ruang kelas,” tegasnya.
Ia menambahkan, PM bukan kurikulum baru, melainkan pendekatan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Program ini merupakan respons terhadap hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2022.
“Program ini sangat baik, karena Indonesia berada di peringkat 69 dari 80 negara dalam kategori kemampuan berpikir tingkat tinggi,” kata Rante.
Senada dikatakan Kabid Pembinaan dan Ketenagaan Disdikbud Bolsel, Verawaty Abdullah. Dia menuturkan, pelatihan ini mengajak peserta mengenali pola pikir lama yang stagnan, lalu mengubahnya menjadi pola pikir tumbuh (growth mindset).
“Dari mindset lama, kita carikan solusi agar guru dan kepala sekolah mampu berkembang sesuai kebutuhan dan potensi masing-masing,” ujarnya.
Dalam konsep PM, guru diharapkan memahami empat komponen utama, yaitu kerangka pembelajaran, pengalaman belajar, prinsip pembelajaran, dan dimensi profil lulusan. Kerangka pembelajaran mencakup praktik pedagogis, pemanfaatan lingkungan, teknologi digital, serta kemitraan pembelajaran.
“Untuk pengalaman belajar siswa harus meliputi proses memahami, mengaplikasikan dan merefleksikan materi. Prinsip pembelajaran mendalam menekankan proses belajar yang bermakna, menyenangkan dan penuh kesadaran,” kuncinya.
Kegiatan untuk Kelas PM Kepala Sekolah diikuti oleh 18 peserta, terdiri dari 11 Kepala SD, 4 Kepala SMP dan 3 Kepala Sekolah jenjang Dikmen. Untuk kelas PM Guru SD diikuti 24 peserta, guru SMP 12 orang dan guru SMA/sederajat 7 orang.
Diketahui, setelah pelatihan di kelas, kegiatan akan dilanjutkan dengan On the Job Training (OJT) di sekolah masing-masing, termasuk di SMA Negeri 1 Bolaang Uki untuk jenjang SMA. (Hen/adve)