TPPS Pemkab Bolsel Bentuk BTS untuk Percepatan Penanggulangan Stunting

 TPPS Pemkab Bolsel Bentuk BTS untuk Percepatan Penanggulangan Stunting

Suasana Rakor penanggulangan stunting oleh TPPS Pemkab Bolsel.

BOLAANG UKI, Update24 Difasilitasi Dinas Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPP-PA) Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) menggelar rapat koordinasi (Rakor) penanggulangan stunting tingkat kabupaten.

Rakor ini berlangsung di ruang rapat Kantor Bupati Bolsel, Senin (6/3/2023), dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda), selaku Wakil Ketua Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS), Marzanzius Arvan Ohy SSTP MAP.

Wakil Ketua TPPS Bolsel Marzanzius Arvan Ohy SSTP MAP, didampingi Kadis KBPP-PA Dra Suhartini Damo dan Kadis Kesehatan dr Sadly Mokodongan ketika memimpin Rakor penanggulangan stunting.
Wakil Ketua TPPS Bolsel Marzanzius Arvan Ohy SSTP MAP, didampingi Kadis KBPP-PA Dra Suhartini Damo dan Kadis Kesehatan dr Sadly Mokodongan ketika memimpin Rakor penanggulangan stunting.

Mewakili Ketua TPPS yang juga Wakil Bupati (Wabup) Bolsel Deddy Abdul Hamid, Sekda mengatakan, Rakor ini merupakan rapat evaluasi hasil pengukuran Analisis Situasi terhadap bayi atau balita yang sudah terinput lewat aplikasi ektronik Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM). “Lewat aplikasi ini, kita sudah bisa mengetahui jumlah bayi maupun balita yang teridentifikasi stunting di Bolsel. Sehingga, bisa dengan mudah tertangani dan cepat penanggulangannya,” kata Sekda.

Sebagai bentuk keseriusan Pemkab Bolsel dalam menangani stunting kata Sekda, pihaknya memiliki program Berkah Tuntaskan Stunting (BTS). “Dalam BTS ini terdapat tim yang dibentuk dari semua OPD (Organisasi Pimpinan Daerah) dan mereka sudah diberi tugas serta tanggungjawab masing-masing untuk penanggulangan stunting ini,” tambah Wakil Ketua TPPS ini.

Foto bersama usai Rakor penanggulangan stunting.
Foto bersama usai Rakor penanggulangan stunting.

Senada diakui Kepala Dinas KBPP-PA Bolsel, Dra Suhartini Damo. Menurutnya, berdasarkan hasil evaluasi, bayi dan balita yang terdata dan masuk kategori stunting sebanyak 241 atau 4,4 persen selang tahun 2023. “Angka ini terbilang turun, karena pada tahun 2022 lalu, angka stunting di Bolsel berada di posisi 5,21 persen atau sebanyak 281 bayi dan balita. Sehingga, tahun ini mengalami penurunan kurang lebih 1,17 persen angka stunting di Bolsel,” tambah Suhartini.

Dia mengakui, pada tahun 2022, sebanyak 26 desa yang menjadi lokus untuk percepatan penanggulangan stunting di tahun 2023. “Nah, di tahun ini ada 42 desa yang menjadi lokus kami (tim) pada tahun 2024 mendatang,” kuncinya. (Hen/*)

Related post